Bahasa adalah alat komunikasi antara individu dengan individu lainnya. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide atau maksud kepada orang lain. Dengan begitu, terjalin komunikasi timbal balik yang saling dapat terpahami antar individu. 

Melalui bahasa, orang dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali perilaku dan kepribadian masyarakat penuturnya. Masalah kebahasaan tidak terlepas dari kehidupan masyarakat penuturnya. Oleh sebab itu Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) kunjungan ke berbagai sekolah ataupun ruang publik lainnya seperti restoran dan hotel, termasuk di SMA Negeri 1 Kalitidu.

Balai Bahasa Jawa Timur (Jatim), mengingatkan pemerintah pusat maupun daerah untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia ketimbang bahasa asing, di dalam ruang publik. Penggunaan Bahasa Indonesia di ruang publik seperti sekolah itu misalnya pada gapura depan, nama sekolah, nama koperasi atau kantin, dan petunjuk arah.

"Utamakan penggunaan bahasa Indonesia terlebih dahulu, selanjutnya bahasa daerah, Kemudian bahasa asing," tutur Ibu Dian saat melakukan kunjungan di SMA Negeri 1 Kalitidu.

Sebelum menginternasionalkan bahasa Indonesia, harus dilakukan di dalam negeri terlebih dahulu.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah kebahasaan di media luar ruang, meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia, meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia sebagai media pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa, dan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia demi memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara," papar Bu Dian sebagai pamungkas.

SMA Negeri 1 Kalitidu dinilai sudah bagus dan tertip dalam pengguanaan bahasa Indonesia di ruang publik. Terlebih sudah memiliki produk sendiri, berupa majalah sekolah dan buku karya siswa maupun guru. Karena tidak semua sekolah mampu membuat itu. Akhirnya, apresiasi baik dan luar biasa diberikan kepada SMA Negeri 1 Kalitidu. Hingga produk yang dimiliki tersebut, dibawa ke  Balai Bahasa Jawa Timur untuk dipamerkan.