BERITA

Detail Berita

PENGUATAN PERAN KELUARGA LEWAT PROGAM OTA

Jumat, 28 Agustus 2020 15:26 WIB
88 |   -

Bojonegoro, 6 Maret 2017. Pemerintah Bojonegoro kembali membuat terobosan baru di bidang pendidikan. Bupati Kang Yoto ini getol melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakatnya. Seperti yang diselengarakan di SMA Negeri 1 Kalitidu kemarin, acara bertajuk Pengukuhan Orang Tua Asuh (OTA) bagi warga kurang mampu dan anak putus sekolah.

Sebagai tuan rumah, berbagai persiapanpun dilakukan. Lebih kurang satu minggu sebelum acara, panitia melakukan koordinasi dengan pihak pemerintahan di kecamatan maupun kabupaten.

Pengukuhan Orang Tua Asuh ini terbagi dalam wilayah barat, timur, dan tengah Bojonegoro. Untuk wilayah barat terdapat delapan kecamatan, di antaranya Kecamatan Gayam, Kalitidu, Kedewan, Trucuk, Malo, Kasiman, Padangan, dan Purwosari. Yang secara otomatis, kepala sekolah, kepala desa, di wilayah tersebut ikut berpartisipasi dalam serangkaian acara ini.

Sejak pukul 10.00, lebih kurang 450 undangan memadati gedung Graha Wahana Krida, SMA Negeri 1 Kalitidu.

Uniknya penyambutan Bupati, diiringi oleh tari gambyong yang dibawakan Ely dan Vita, siswa SMA Negeri 1 Kalitidu. Sontak Bupati pun, ikut menari bersama mereka.

Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro mengatakan 15% penduduk Bojonegoro masih tergolong miskin atau tidak mampu. Inilah kenyataan yang harus dihadapi dan dipecahkan bersama.

Dukungan penuh dari beberapa kecamatan dengan adanya progam ini, akan semakin merealisasikan bahwa progam ini berhasil dan berkelanjutan. Bukan sekadar wacana dan wacana, tetapi menjadi tindakan nyata yang dapat dirasakan masyarakat

Kami telah melaknakan progam perbaikan rumah tidak layak huni untuk fakir miskin. “Karena membutuhkan bantuan, maka kami berusaha untuk memperbaiki rumah mereka, “tegas Ibu camat desa Kalitidu.

Sekolah yang hanya mendidik siswa untuk menjadi robot-robot, itulah yang menjadikan kualitas pendidikan kita rendah dan kemiskinan semakin merajalela. Lain halnya di luar negeri, siswa dilatih praktik masak, antre, ke pasar, dan langsung terjun ke lapangan bukan hanya teori-teori di bangku sekolah.

“Kalau anak itu kreatif, mereka akan terhindar dari kemiskinan. Maka dari itu pembelajaran harus berbasis produktivitas, kreativitas, dan inovatif. Sedang kalau kamu mau menolong Allah, maka Allah akan menolong mu dan kakimu akan kokoh dan dikuatkan,” tutur Bupati Bojonegoro di sela pidatonya.

Prosesi pengukuhan berjalan secara khidmat dengan diawali dengan beristigfar bersama, menaruh tangan di dada, dan mengucapkan kesedian untuk menjadi orang tua asuh. Hingga nantinya untuk memeringati hari pendidikan di Bojonegoro, yang melaksanakan upacara bukan lagi hanya pegawai di sektor pendidikan saja, tapi setiap kepala desa, setiap kepala sekolah akan membawa anak putus sekolah, anak-anak miskin untuk diajak ke Alun-alun Bojonegoro. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasakan dan masuk ke dalam dunia pendidikan.

“Mari kita tempatkan mereka, anak-anak putus sekolah, keluarga kurang mampu, pada jarak yang paling dekat dengan psikologis kita. Taruh mereka pasa hati nurani kita, “pungkas Kang Yoto, Bupati Bojonegoro.

Liputan ini masuk dalam Harian Surya Surabaya, penulis: Mira Ayu Setya Rini S.Pd.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini