SI PELAKOR CILIK
Berita ini sudah diterbitkan pada media cetak koran Harian Surya Surabaya
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tengah booming di dalam dunia pendidikan. Banyak sekolah berlomba-lomba untuk menjadikan progam literasi sebagai kegiatan unggulan dan membudaya. Bukan hanya sekadar omong kosong atau wacana biasa. Seperti misalnya, sekolah lebih gencar menerbitkan buku karya guru atau karya siswa, mengadakan lomba yang berbau membaca atau menulis, serta pelatihan menulis yang semakin sering dilakukan belakangan ini.
Terlebih di bulan Oktober yang dijuluki sebagai bulan bahasa. Lantaran setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda yang merupakan hasil kongres pemuda kedua di Jakarta pada tahun 1928.
Tidak ingin menyia-nyikan momen ini, SMA Negeri 1 Kalitidu juga menggelar acara bertajuk “Cinta Bahasa, Mengukuhkan Bangsa. Kegiatan ini rutin dilakukan dengan berbagai macam perlombaan, seperti lomba speech contest, langgam jawa, penulisan puisi berbahasa inggris, dan komik.
Yang tidak kalah menarik adalah siswa SMA Negeri 1 Kalitidu sudah berani terjun ke masyarakat untuk melakukan pelatihan membaca dan menulis puisi kepada siswa-siswi Sekolah Dasar. Siswa yang tergabung dalam tim jurnalis, Sabtu (13/10/2018) berhadapan langsung dengan siswa kelas V di SD Negeri 1 Kalitidu.
Dengan tagline Si Pelakor Cilik (Siswa Pendamping Literasi Sekolah untuk Membentuk Penyair Cilik). Mungkin kegiatan ini menjadi satu-satunya kegiatan di wilayah Bojonegoro, dari siswa SMA untuk siswa SD. Karena pada umumnya pelatihan dilakukan oleh seseorang yang sudah ahli di bidangnya.
Si Pelakor Cilik digagas untuk menebarkan virus literasi bukan hanya di dalam lingkungan sekolah, tetapi juga ke luar sekolah. SD Negeri 1 Kalitidu menjadi target kegiatan ini karena dirasa memiliki pengaruh yang besar. Terlebih lagi Bapak Arif, Kepala Sekolah, juga sangat menerima dengan tangan terbuka, bahkan sangat mendukung.
“Nanti kita mau cetak buku seperti ini, kami mohon dibantu. Editornya biar saya siapkan langsung. Paling tidak tulisan siswa sudah baik, dengan adanya pelatihan ini”, ujar Beliau sangat menyambut kedatangan kami.
Sesuai dengan tujuannya, untuk membentuk penyair cilik. Kegiatan ini berkonsentrasi pada pelatihan menulis dan membaca puisi. Puisi dipilih karena merupakan karya sastra yang dirasa lebih mudah dan tidak terlalu panjang. Siswa akan merasa senang jika apa yang ditulisnya kemudian bisa dibacakan langsung di depan umum. Hal inilah yang nantinya menjadi ending kegiatan ini.
Agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini, tim jurnalis SMA Negeri 1 Kalitidu akan membentuk semacam ekstrakurikuler baca tulis puisi. Dengan harapan kegiatan ini berlanjut dan mampu menjadi kebiasan yang baik. Pada akhir kegiatan, tulisan siswa akan diterbitkan dan video kegiatan ini diunggah di situs youtube, sehingga dapat menginspirasi khalayak umum.
“Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan, selagi kita masih bisa. Prestasi tidak harus dari nilai akademik yang tinggi, tetapi orang yang berhasil adalah orang yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain”, pesan Musyarofah, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Kalitidu.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini