Sejatinya... Hidup itu adalah SANDIWARA. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak bersandiwara, jikapun ada, maka orang akan menyebutnya EGOIS, karena dia bersikap seenaknya sendiri (semau gue). Orang ‘egois’ tidak akan peduli pada orang lain, tidak bisa bersandiwara dan juga maunya menang sendiri. Dia tidak akan disukai, apalagi disegani, baik oleh keluarga maupun bukan keluarga. Karena ia tidak akan punya rasa sayang pada siapapun juga. Dia hanya sayang pada dirinya sendiri. Tidak ada kata “basa-basi” dalam kamusnya.

Setiap orang hidup pasti bersandiwara bahkan setiap saat, setiap detik, setiap menit, setiap jam, dan setiap hari. Bersandiwara bukan hanya di depan orang lain, tapi juga di depan keluarga orang tua, saudara, anak-anak, bahkan di depan suami atau istri. Jika kita tidak bersandiwara setiap saat di depan mereka, maka mereka tidak akan pernah menyayangi kita, yang ada mereka akan membenci kita.

Apabila kita ingin disayangi semua orang, maka setiap saat kita harus rela berkorban untuk mereka dengan cara selalu mengalah dan mengikuti keinginan mereka berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi mereka, dan berusaha untuk menjadi yang “sempurna” di mata mereka. Kita harus bangun pagi untuk memasak, bersih-bersih rumah, bekerja (meski sejatinya kita sangat mengantuk), kita harus berjuang bekerja keras untuk kehidupan keluarga (meski sejatinya kita capek), kita harus bangun pagi untuk berangkat sekolah. Karena sejatinya hidup kita ini untuk orang lain, untuk keluarga kita, dan bukan untuk diri kita sendiri. Hidup ini... sejatinya untuk kebahagiaan orang di sekitar kita. Kesempurnaan hidup itu bisa kita dapat, jika kita bisa bermanfaat bagi orang lain.

Heni Laila Rahmawati, S.Sos

*lahir di Tuban pada tanggal 25 September 1978

Saat ini beliau mengampu mata pelajaran Sosiologi