OPINI

Detail Opini Siswa

PROFIL SISWA

Selasa, 20 Mei 2025 00:56 WIB
62 |   -

Reza putra mahesa atau yang biasa dipanggil Mahesa. Ia lahir Sabtu, 12 Desember 1998. Anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Sugeng dan Siswatik. Rumahnya tak begitu jauh dari sekolah, Dusun Putuk. Kebiasaan membaca buku sains dan komik, membuatnya sering berkunjung ke perpustakaan sekolah untuk sekadar menyalurkan hobi. Apalagi, adanya progam kunjungan perpustakaan yang relevan dengan literasi sekolah, ia sangat mendukungnya.

Di balik kepribadian ketua osis yang berwibawa, ternyata ia takut dengan jarum suntik apalagi jika harus menjadi pendonor darah. Cita-cita sederhana menjadi ahli transportasi, tak ubahnya harus tetap rajin belajar. Dan sekarang ini ia memiliki target untuk masuk ke PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya).

Sekolah Dasar

Saat memasuki Sekolah Dasar, ia masih tinggal di perum Sumputasih, Griyorejo. yang beralamat di Jl. Raya Griyorejo. Mahesa menempuh jarak antara SDN 1 Griyorejo dengan rumahnya yang lebih kurang 3 kilometer dengan bersepeda.

Salah seorang guru yang tidak dilupakan adalah Bu Muji, guru yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri. Sebuah prestasi juara 3 story telling tingkat kecamatanpun, pernah diraihnya.

Sekolah Menengah Pertama

Awalnya tak pernah menyangka bisa bersekolah di SMPN 2 Kriyan, Sidoarjo. Meskipun jarak cukup jauh dari sekolah, ia harus naik angkutan umum. Sejak SMP, Mahesa sudah aktif mengikuti organisasi OSIS. Namun, hal yang memilukan terjadi ketika ketiga sahabatnya Aris, Dina, dan Toni meninggal dalam kecelakaan.

Sekolah Menengah Atas

Ia berteman akrab dengan Yulianto dan M. Muktar Arif, bahkan ia sangat percaya kepada mereka. Pak ghufron, Bu Titik, Bu Hermin merupakan guru kesayangannya.

Beberapa prestasi berhasil ia torehkan diantaranya juara 1 gerak jalan tingkat kecamatan, juara 2 CCWK tingkat kabupaten, dan juara MTQ di tingkat kabupaten. Entah kenapa, Fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami karena menurutnya begitu kompleks dengan teori dan rumus-rumus.

Pengalaman menjadi ketua OSIS

Keberaniannya untuk maju menjadi ketua OSIS, berangkat dari motivasi dirinya sendiri. Berhasil menjabat selama dua periode merupakan prestasi yang membanggakan. Tantangan harus jauh dari orang tua dan membimbing adiknya dirumah, ia jalani dengan sabar. Pak Ghufron ialah sosok inspiratornya hingga ia menyebut sebagai ”guru spiritual”.

Menurutnya OSIS adalah wadah aspirasi siswa di sekolah. Ia masih begitu mengingat event-event di sekolah yang dia lakukan “karena perjuangan itu tidak mudah dilupakan” tuturnya. Walaupun banyak kendala saat menjabat seperti manajemen hak dan kewajiban, tak adanya komunikasi, perbedaan pendapat, ia berusaha mengatasinya dengan baik.

Tak meninggalkan organisasi begitu saja setelah purna dari jabatan, ia mencetuskan UOS (United Organitation of Smansaka) bersama dengan Deni, Jaya, Irfan, Kohar, Arif, dan Rendi. Mereka mendeklarasikan UOS pada tanggal 2 juni 2015.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini