PROFIL SISWA
Siti Rohmawati, nama itu mungkin sangat asing dulu. Namun kini, nama itu begitu familier di telinga siswa-siswi SMAN 1 Kalitidu. Kok bisa ya guys?
Yup, berkat keaktifannya dalam mengikuti berbagai lomba esai membuat namanya diam-diam merambat dan mulai dikenal nih. Dulu banyak banget yang men-cap Wati ini sebagai seorang kutu buku, yang punya alur hidup membosankan. Bagaimana tidak, hidupnya jauh dari ketenaran, hobi membaca cerita, dan kaca mata yang membuatnya semakin terlihat seperti kutu buku sungguhan.
Awal mula lomba esai yang diikutinya adalah lomba esai tingkat kabupaten yang diselenggarakan oleh MGMP Bahasa Indonesia tepatnya di SMAN 3 Bojonegoro. Dari sini Wati mulai mengukir namanya di dinding prestasi SMAN 1 Kalitidu. Bersama dua rekan lainnya yang ikut lolos dalam babak 10 besar, Wati keluar sebagai juara pertama. Sontak hal itu membuat para pembimbing lomba terkejut dan bersuka cita, yah seperti drama-drama yang pernah kalian lihat ya guys haha.. kidding.
Setelahnya nama Siti Rohmawati mulai diandalkan dalam perlombaan esai untuk mewakili SMAN 1 Kalitidu. “Di atas langit masih ada langit, meskipun juara jangan gampang takabur dulu.” Itu kalimat yang di ucapkan Wati saat di wawancara kemarin. Wati juga bilang, jika sudah jadi juara belum tentu akan juara di lomba lainnya dengan mudah. Ya, seperti yang kalian ketahui dalam hidup ada kegagalan ada keberhasilan. Semua orang mengalaminya, termasuk Wati. Dirinya harus menelan pahit-pahit kegagalannya dalam lomba esai ABC yang di selenggarakan oleh perkumpulan mahasiswa Universitas Airlangga yang berasal dari Bojonegoro. Meskipun begitu rekan siswa SMAN 1 Kalitidu lain yang berhasil maju sedangkan dirinya hanya bisa menjadi suporter. “Kalah menang itu biasa, kalau teman saya juara saya juga senang. Kami di sini punya misi yang sama, untuk membanggakan sekolah. Meskipun itu bukan saya yang juara, jika selama masih siswa-siswi SMAN 1 Kalitidu, rekan seperjuangan saya turut bangga.” Namun kegagalan Wati terbayar lunas kala ia keluar sebagai juara 2 di lomba menulis esai tingkat nasional UHAMKA. Awalnya wati benar-benar tidak menyangka akan keluar sebagai juara 2 di tingkat Nasional.
“Apapun hasilnya kalau kita sudah berusaha semaksimal mungkin, pasti Allah mudahkan, begitu pesannya.” Setelahnya, juara 1 lomba esai nasional kembali menyapanya. Kali ini lewat lomba yang di selenggarakan oleh UNESA, bersama rekan tim-nya Destriana Putri Ayu Ningtyas, Wati berhasil membawa pulang piala kejuaraan. Meskipun begitu, Wati tetaplah Wati yang dulu, masih menjadi seorang kutu buku yang mampu mencetak namanya di papan prestasi sekolah.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini